Posted by : Ciel
Minggu, 08 November 2015
Ada orang menilai seseorang dari penampilan luarnya saja tanpa melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pernahkah kalian membaca tulisan atau mendengar seseorang bercerita mengenai belajar dari buah-buahan? Salah satunya menyebutkan perbandingan antara buah duren dengan kedondong.
Duren walaupun luarnya penuh duri tajam tapi di dalamnya lembut dan manis. Sedangkan kedondong luarnya mulus, tapi rasanya agak asam dan bijinya berduri pula.
Maksudnya adalah jangan pernah menilai seseorang atau organisasi dari penampilan luarnya saja. Cobalah untuk memasukinya lebih dalam.
Hal itulah yang membuat saya miris sebenarnya.
Kenapa kita harus memilih teman dan membedakan satu orang dengan lainnya? Boleh, asalkan itu demi kebaikan masa depan yang baik, misal memilih teman yang sholeh. Tapi, apabila itu berhubungan dengan gengsi, apakah iya itu harus dilakukan juga?
Gengsi merupakan sebuah penyakit sebagian warga Indonesia. Dimana kesenjangan sosial menjadi beban hidup seseorang. Orang kaya memamerkan kekayaannya, sedangkan orang miskin mencoba bersanding seperti gaya hidup orang kaya dengan cara yang bisa dibilang ekstrim, misal menggadaikan barang atau utang kesana kemari. Bahkan lebih ekstrimnya sampai berani mencuri barang milik orang lain dan menjual diri alias menjadi PSK.
Hapuslah rasa gengsi itu. Apabila ada teman yang tidak mau bermain dengan kalian karena perbedaan kesenjangan ekonomi, silakan jauhi mereka. Ingat bahwa,
' Teman yang baik adalah mereka yang mau menerima kita apa adanya '
Menjadi diri sendiri itu seperti apa? Yang pastinya bukan seperti robot. Disuruh ini mau, disuruh itu mau, disuruh masuk sumur mau. Tapi, ini bukan soal pendidikan, "Jika guru atau dosen menyuruh mengerjakan tugas, ya harus dikerjakan". Tapi ini tentang bersosial dengan teman atau pacar. Bila teman atau pacar merubah kalian menjadi buruk, menjauhlah dari mereka. Di dunia ini tidak butuh sampah seperti mereka. Di dunia ini membutuhkan orang-orang yang rasa sosial, simpati, peduli, dan keaktifannya tinggi. Jangan pedulikan ajakan buruk mereka, bangun dan berkaryalah.
Pribadi yang baik adalah yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Tapi bukan bermanfaat seperti robot.
Jangan memilih teman karena status sosialnya, tapi pilih yang tinggi pemikiran dan hatinya. Saya ingatkan lagi bahwa,
' Teman yang baik adalah mereka yang mau menerima kita apa adanya '
Apa adanya? Apa adanya disini bukan terus kejelekan kita, tapi apa adanya mengenai kesenjangan sosial.
Renungan:
Gengsi dapat menghambat atau menutup kesuksesan seseorang. Jadilah diri sendiri. Kesuksesan bukan diukur dari apa yang kita miliki sekarang, tapi apa yang kita miliki kita dimasa depan. Jika sudah sukses jangan takabur dan sombong, berani berbagi. Namun apabila kalian mau kesuksesan itu diambil kembali oleh Tuhan, silakan takabur dan sombong.
Duren walaupun luarnya penuh duri tajam tapi di dalamnya lembut dan manis. Sedangkan kedondong luarnya mulus, tapi rasanya agak asam dan bijinya berduri pula.
Maksudnya adalah jangan pernah menilai seseorang atau organisasi dari penampilan luarnya saja. Cobalah untuk memasukinya lebih dalam.
Hal itulah yang membuat saya miris sebenarnya.
Kenapa kita harus memilih teman dan membedakan satu orang dengan lainnya? Boleh, asalkan itu demi kebaikan masa depan yang baik, misal memilih teman yang sholeh. Tapi, apabila itu berhubungan dengan gengsi, apakah iya itu harus dilakukan juga?
Gengsi merupakan sebuah penyakit sebagian warga Indonesia. Dimana kesenjangan sosial menjadi beban hidup seseorang. Orang kaya memamerkan kekayaannya, sedangkan orang miskin mencoba bersanding seperti gaya hidup orang kaya dengan cara yang bisa dibilang ekstrim, misal menggadaikan barang atau utang kesana kemari. Bahkan lebih ekstrimnya sampai berani mencuri barang milik orang lain dan menjual diri alias menjadi PSK.
Hapuslah rasa gengsi itu. Apabila ada teman yang tidak mau bermain dengan kalian karena perbedaan kesenjangan ekonomi, silakan jauhi mereka. Ingat bahwa,
' Teman yang baik adalah mereka yang mau menerima kita apa adanya '
JADILAH DIRI SENDIRI
Menjadi diri sendiri itu seperti apa? Yang pastinya bukan seperti robot. Disuruh ini mau, disuruh itu mau, disuruh masuk sumur mau. Tapi, ini bukan soal pendidikan, "Jika guru atau dosen menyuruh mengerjakan tugas, ya harus dikerjakan". Tapi ini tentang bersosial dengan teman atau pacar. Bila teman atau pacar merubah kalian menjadi buruk, menjauhlah dari mereka. Di dunia ini tidak butuh sampah seperti mereka. Di dunia ini membutuhkan orang-orang yang rasa sosial, simpati, peduli, dan keaktifannya tinggi. Jangan pedulikan ajakan buruk mereka, bangun dan berkaryalah.
Pribadi yang baik adalah yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Tapi bukan bermanfaat seperti robot.
Jangan memilih teman karena status sosialnya, tapi pilih yang tinggi pemikiran dan hatinya. Saya ingatkan lagi bahwa,
' Teman yang baik adalah mereka yang mau menerima kita apa adanya '
Apa adanya? Apa adanya disini bukan terus kejelekan kita, tapi apa adanya mengenai kesenjangan sosial.
Renungan:
Gengsi dapat menghambat atau menutup kesuksesan seseorang. Jadilah diri sendiri. Kesuksesan bukan diukur dari apa yang kita miliki sekarang, tapi apa yang kita miliki kita dimasa depan. Jika sudah sukses jangan takabur dan sombong, berani berbagi. Namun apabila kalian mau kesuksesan itu diambil kembali oleh Tuhan, silakan takabur dan sombong.