Posted by : Ciel
Senin, 23 November 2015
Pada tanggal 24 November 2015 Google telah menandai ulang tahun penemuan kerangka pada tahun 1974 dengan Logo Google Doodle khusus yang menampilkan evolusi bipedalisme dengan versi sederhana ilustrasi umum evolusi manusia.
41 tahun yang lalu, sebuah tim arkeolog yang bekerja di Ethiopia menemukan sebuah sisa-sisa kerangka kuno yang hilang menjadi bagian penting dalam teka-teki bagaimana proses awal mulanya terciptanya manusia.
Berdasarkan struktur panggul kerangka, mereka menyimpulkan bahwa kerangka tersebut berjenis kelamin perempuan dan memberinya nama "Lucy".
Meskipun Lucy memiliki banyak kesamaan dengan karakteristik dari simpanse, seperti: memiliki lengan panjang dan perut buncit, namun kerangka itu menunjukkan bahwa dia berjalan dengan tegak, contoh paling awal dari primata tersebut. Sebelum penemuannya, para ilmuwan telah berspekulasi bahwa bipedalisme datang bersama pengembangan otak yang lebih besar, tapi Lucy hampir tidak lebih besar daripada simpanse.
Spesies Lucy, yang dikenal sebagai Australopithecus afarensis, diyakini telah hidup antara 3 juta dan 4 juta tahun yang lalu, dan merupakan primata paling dekat dengan genus Homo.
Saat ini, tulang Lucy disimpan di sebuah museum di Ethiopia, meskipun telah menghabiskan enam tahun berkeliling Amerika dari tahun 2008 hingga 2013.
Google Doodle menunjukkan Australopithecus afarensis ditempatkan di antara kera dan manusia modern, menunjukkan bagaimana penemuan Lucy mengisi celah antara keduanya.
So, percayakah kalian bahwa nenek moyang kita adalah seekor kera? Jawabannya ada pada keimanan kita masing-masing.
41 tahun yang lalu, sebuah tim arkeolog yang bekerja di Ethiopia menemukan sebuah sisa-sisa kerangka kuno yang hilang menjadi bagian penting dalam teka-teki bagaimana proses awal mulanya terciptanya manusia.
Berdasarkan struktur panggul kerangka, mereka menyimpulkan bahwa kerangka tersebut berjenis kelamin perempuan dan memberinya nama "Lucy".
Meskipun Lucy memiliki banyak kesamaan dengan karakteristik dari simpanse, seperti: memiliki lengan panjang dan perut buncit, namun kerangka itu menunjukkan bahwa dia berjalan dengan tegak, contoh paling awal dari primata tersebut. Sebelum penemuannya, para ilmuwan telah berspekulasi bahwa bipedalisme datang bersama pengembangan otak yang lebih besar, tapi Lucy hampir tidak lebih besar daripada simpanse.
Spesies Lucy, yang dikenal sebagai Australopithecus afarensis, diyakini telah hidup antara 3 juta dan 4 juta tahun yang lalu, dan merupakan primata paling dekat dengan genus Homo.
Saat ini, tulang Lucy disimpan di sebuah museum di Ethiopia, meskipun telah menghabiskan enam tahun berkeliling Amerika dari tahun 2008 hingga 2013.
Google Doodle menunjukkan Australopithecus afarensis ditempatkan di antara kera dan manusia modern, menunjukkan bagaimana penemuan Lucy mengisi celah antara keduanya.
So, percayakah kalian bahwa nenek moyang kita adalah seekor kera? Jawabannya ada pada keimanan kita masing-masing.