• Posted by : Ciel Minggu, 01 November 2015

    Akte kelahiran, kartu keluarga, piagam kelulusan, ijazah, surat nikah, paspor, kepemilikan rumah, resep dokter, undangan acara, semua kehidupan kita menggunakan kertas. Seiring waktu berlalu, kertas kita robek, kemudian dibuang atau malah dibakar. Seperti itulah hidup, bagaikan sebuah kertas.

    hidup seperti kertas
    Berapa banyak orang bersedih karena "kertas-kertas" yang dimilikinya? Berapa banyak pula orang begitu bahagia dengan "kertas-kertas" yang dimilikinya? Tetapi, ada satu lembar kertas yang tidak akan pernah dilihat oleh pemiliknya, yaitu: SURAT KEMATIAN. Maka persiapkanlah diri kita untuk menghadapi kematian, karena itu adalah "KERTAS" terpenting.

    Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiallohu 'anhu berkata, "Dua hal yang tidak akan kekal dalam diri seorang mukmin: masa mudanya dan kekuatannya. Dua hal yang berguna untuk setiap mukmin: akhlak yang mulia dan jiwa yang lapang. Dua hal pula yang akan mengangkat derajat seorang mukmin: sikap tawadhu (rendah hati) dan menolong kesulitan orang lain. Dan dua hal pula yang menjadi penolak bahaya: sedekah dan silaturahmi."

    Ada tiga fase hidup yang terasa sangat unik, tapi terkadang kita tidak pernah menyadarinya.

    1. Masa puber
    Kita memiliki waktu dan kekuatan, tapi tidak memiliki uang.
    2. Masa bekerja
    Kita memiliki harta dan kekuatan, tapi tidak memiliki waktu.
    3. Masa tua
    Kita memiliki harta dan punya waktu, tapi tidak memiliki kekuatan.

    Inilah Kehidupan

    Ketika kita mendapat sebuah karunia maka akan hilang karunia lainnya. Kecuali bagi kita yang selalu bersyukur. Barangkali kita merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih baik dari kehidupan kita. Sementara orang lain pun meyakini, bahwa kehidupan kita lebih baik darinya. Hal itu dikarenakan kita melupakan hal yang sangat penting dalam hidup kita, yaitu bersikap Qana'ah (mensyukuri apa yang kita miliki). Seandainya ada toko yang menjual kebahagiaan, kita akan melihat orang-orang akan berebut mendatanginya atau kita juga ikut-ikutan. Kemudian membelinya meskipun mahal harganya. Kita melupakan bahwa kebahagiaan itu dengan menyempurnakan rasa syukur dan sabar menerima takdir kehidupan ini. Diiringi doa dalam setiap langkah usaha kita. Beribadah kepada-Nya dengan ketundukan dan kepatuhan.

    Sadarilah bahwa masih ada dua "kertas" yang akan harus kita terima, yaitu: Kertas catatan amal ibadah dan tindak kemaksiatan kita. Dan kertas mana yang ingin kita pilih untuk menolong hidup kelak di akhirat?

    Baarakallohufiikum.
    Catatan seorang hamba.

    Sumber: Kiriman teman di Grup WhatsApp

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - QuinBlog

    QuinBlog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan