• Posted by : Ciel Kamis, 11 Februari 2016

    Hayo ngaku, mesti anda penasaran dengan keluarga, teman, sahabat, pacar ( cowok atau cewek ), atau partner bisnis anda yang doyan mengganti nomor HP. Kejadiannya tidak hanya sekali, dua, atau tiga kali saja, bahkan sampai ribuan kali, namanya juga doyan, mau gimana lagi.

    Berhubung anda memilih artikel ini, Insya ALLAH saya bantu menjawabnya, tapi ini berdasarkan logika pribadi saya. Jadi, tidak ada salahnya membagikan kepada umum jika ternyata kenyataannya cocok dengan pola pikiran anda yang sedang mencari-cari jawaban. Tak perlu garuk-garuk kepala atau merasa greget lagi.

    Tanpa banyak basa-basi saya akan memaparkan pendapat pribadi, silakan dibaca.

    Gonta ganti nomor kartu perdana handphone

    1. Dililit Utang

    Hutang dan utang anggap saja sama. Namanya orang berhutang pasti bingung ketika menjawab pertanyaan pemberi pinjaman apabila ditanya, 'kapan mau bayar hutang?' dan ternyata pada saat itu juga kondisi keuangan sedang melemah. Alhasil cara menjawab pun menjadi grogi atau nervous, bibir terasa kaku, dan keringat bercucuran begitu derasnya. Lebay ya? Ya memang seperti itu. Mungkin.

    Ditambah lagi ternyata utangnya tidak hanya kepada satu orang saja. Kepada si A sampai si Z pun juga sama, jumlah dan angka nominalnya pun juga tak tanggung-tanggung berjejeran. Dengan kondisi tersebut tak heran apabila anda menemukan orang yang suka gonta-ganti nomor telepon.

    2. Menghindari Komplain Pelanggan

    Adakah orang terdekat atau anda mengetahui seseorang suka ganti-ganti nomor karena usahanya banyak terkena komplain oleh para pelanggannya? Atau bahkan anda sendiri? Jika iya, berarti saya nggak salah dong memasukkan dalam salah satu penyebabnya. Lol.

    Kejadian ini menimpa tetangga saya, beliau merupakan distributor online shop. Tau kan distributor? Kalau tidak tau, silakan searching, karena disini saya tidak akan membahasnya. Lanjut. Nah, karena ternyata beliau sering kena semprot atas ketidakpuasan pelanggannya dan yang sebenarnya kesalahan utamanya terletak pada penyetok barang yang mengirim barang tidak sesuai dengan harapan pembeli. Karena merasa tidak kuat, akhirnya tetangga saya terpaksa harus ganti nomor agar terhindar dari segala komplain yang terlontar dari tulisan maupun ucapan konsumennya.

    3. Kartu Khusus Paketan Internet

    Cari Wifi gratis susahnya minta ampun, masa iya harus nongkrong di cafe. Duit mana ada buat beli es teh seharga $1 per gelasnya. Mau pesan air es doang juga gengsi. Anak kost an harus siap irit supaya tetap hidup.

    Dengan membeli kartu khusus paketan dianggap paling kompeten dan murah. Daripada harus beli lewat pulsa di nomor HP tetap yang harganya lebih mahal, mending membeli kartu yang sekali pakai buang. Murah, hemat, bersahabat, sesuai kantong, pokoknya recommended deh.

    Eh, ternyata ada pulsanya 2000 ribu rupiah. Lumayan buat telepon pacar. LOL!

    4. Mencari Sinyal Terkuat

    Risiko kerja di luar kota, dimana lagi kalau bukan di hutan berkawan singa dan bekicot. Pihak kantor menyuruh cari sampel air seni ular anaconda, prepare sudah semua sebelum mau masuk ke hutan. Pas mau buka facebook cek PM, eh sinyal internet tidak terjangkau. Untung sebelumnya sudah siap bawa banyak kartu perdana buat jaga-jaga.

    Hari pertama telepon ke kantor pakai perdana A lancar jaya. Hari kedua ternyata sinyalnya lemah, ganti baru deh. Yang ini perlu jalan-jalan dulu hingga sampai akhirnya menemukan sinyal digorong-gorong rumah biawak. Hari ketiga coba perdana lain tanpa harus jalan ke gorong-gorong. Begitu seterusnya. Sampai akhirnya pencarian air seni ular anaconda telah beres ditemukan.

    5. Mama Minta Pulsa

    Ini merupakan program terlaris hingga sekarang yang disutradarai oleh pihak-pihak yang malas mencari pekerjaan halal. Di Indonesia sendiri, kejadian ini menjadi trending topic selama 3 tahun lamanya (versi ngeblogasyikk). Akhir tahun kemarin gembong dibalik layar sinetron mama minta pulsa telah ditangkap polisi. Namun ternyata virusnya telah menyebar hingga pelosok negeri ini.

    Baru-baru ini kejadian tersebut telah terulang kembali. Korban adalah teman saya, tapi karena teman saya ternyata cerdas seperti saya, alhasil teman saya tidak jadi menjadi korban. Entah siapa pelakunya, namun tak bisa dipungkiri bahwa pelaku pasti sudah bersiap untuk gonta ganti nomor agar tidak terlacak posisinya oleh pihak berwajib.

    6. Minim Biaya

    Ya bagaimana lagi. Dompet rasanya kok tipis, pengeluaran selalu diminimalisir, anak kost pula. Hadeh. Kangen sama orang tua yang tinggal di .. kampuang nan jauh dimata .. Kayak judul lagu? backsong: 'Baby im worth it tetet tetet toet, tetet tetet toet' Lanjut. Kangen, rindu, artinya sama hanya tulisannya yang berbeda. Lanjut. Biaya minim membuat kita harus ekstra berhemat. Berhubung tempat kerja atau kampus atau sekolah dekat dengan kost, tak perlu lah punya nomor HP tetap, toh duit beli pulsa juga perlu mikir-mikir. Ya itu tadi, karena merasa kangen sama orang tua, budget juga ngepres, beli nomor pun juga yang murah-murah saja. Sekali pakai buang. Yang terpenting, rasa kangen sudah terobati.

    7. Selingkuh

    Namanya orang selingkuh sudah pasti hidupnya penuh dengan tipuan. Dan untuk menghindari kemarahan pasangannya karena ketahuan, pihak 'tersangka' (pelaku perselingkuhan) sengaja sering mengganti nomor hp, khususnya lagi jika tersangka memiliki banyak selingkuhan.

    8. Kurang Kerjaan

    Namanya juga kurang kerjaan, ya  ini dia yang sekarang menjadi pekerjaan utamanya, yaitu gonta-ganti nomer.


    Nah itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga menambah wawasan anda. Silakan yang mau nambah opini bisa berkomentar pada kolom komentar di bagian bawah postingan ini. Sekian. Akhir kata salam ngeblog Asyikk \^o^/

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - QuinBlog

    QuinBlog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan