- Home>
- Persahabatan , Renungan , Sikap >
- Ngeblur Wajah Temannya di Postingan Media Sosial, Contoh Teman Tak Bermoral
Posted by : Ciel
Rabu, 16 Maret 2016
Suatu hari saya iseng-iseng scroll ke bawah di beranda akun FB 'Facebook' pribadi lewat hp. Kemudian menemukan salah satu teman di facebook memposting foto beliau berdua dengan temannya. Melihat foto tersebut saya jadi sedih plus kasihan. Dimana penampakan foto tersebut memperlihatkan bahwa wajah teman disamping dirinya diblur atau diburamkan.
hanya ilstrasi/contoh |
Mengetahui hal itu kemudian saya berkomentar di postingan foto tersebut. Isinya adalah,
"Tega ya ngeblur muka temen sendiri? Ngakak :v"
Nggak ada balasan, kemudian kepo-kepo akunnya, satu hari kemudian ternyata postingan tersebut sudah dihapus oleh empunya.
Miris jadi penonton, nggak kebayang andai itu terjadi pada diri saya sendiri. Kebayang ketika foto berdua dengan teman, pas teman saya posting foto, kemudian saya cek ternyata muka saya diblur. Rasanya sakit. Ingin sekali menonjok muka teman saya itu. Seperti tidak punya hati nurani atau perasaan. Bersyukur, Alhamdulillah sampai saat ini belum ada teman dunia nyata yang memiliki akhlak tak bermoral seperti itu.
Seandainya kalau di crop supaya menampilkan wajahnya sendiri masih saya anggap wajar. Lha ini? Memangnya anda anggap teman anda itu artis terkenal yang sedang tertangkap penggerebekan prostitusi di hotel? Atau tersangka pencabulan anak dibawah 17 tahun apa? Pakai diblur segala. Anda kira muka anda itu bertahan lama? Dipinjami aja bergaya.
Kalau seandainya anda malu dengan penampakan wajah teman anda yang kurang, ya jangan dilecehkan seperti itu. Crop saja! Atau tidak, anda edit wajah teman anda supaya tampan/cantik. Bukannya sudah banyak beredar aplikasi murah dalam mempercantik diri tanpa harus melakukan operasi plastik, ya? Jangan dianggurkan hanya untuk memenuhi file data smartphone saja.
Ini tidak hanya berlaku kepada teman atau sahabat, bisa juga kepada keluarga, pasangan, ataupun orang yang baru dikenali.
Mari, kita bersama-sama saling berintrospeksi diri.
1. Tanpa teman hidup kita terasa sepi. Dari teman, kita juga memperoleh kebahagian yang belum tentu ditemukan di tempat lain.
2. Gunakan akal dan diimbangi dengan hati nurani sebelum melakukan sesuatu. Pikirkan kembali dampaknya. Jika memiliki dampak buruk yang lebih tinggi daripada dampak baiknya, lebih baik urungkan.
3. Jika hanya melihat fisik atau kekayaan dalam menilai suatu pertemanan atau persahabatan, jangan pernah berharap lingkungan sosial anda membuat anda bahagia. Karena kebahagiaan hakikatnya tidak pernah mengenal perbedaan personal maupun kelompok, semua sama.
Sedikit ini, semoga dapat bermanfaat dan memacu nurani kita untuk menghargai orang lain.
Jika ada salah dalam penulisan atau penyampaian saya mohon maaf.
Akhir kata salam Ngeblog Asyikk \^o^/