• Posted by : Ciel Sabtu, 02 Januari 2016

    Alasan atau Sebab Menyandang Title Jomblo - HAK setiap manusia salah satunya adalah hidup mandiri. Kata mandiri sendiri mempunyai banyak konteks dan itu memerlukan pemahaman. Membaca saja tidaklah cukup, karena sesuatu yang dipahami memerlukan 3 hal; membaca, mengaplikasikan, dan tentunya harus memiliki pengetahuan luas dalam berpikir (versi Ngeblogasyikk).

    joker jomblo keren
    Hidup sendiri bukanlah hal yang mudah, terkadang iman ketika mandiripun dapat goyah alias naik turun. Jomblo merupakan kata slank orang Indonesia yang artinya status hidup mandiri tanpa adanya pasangan. Ada tiga perbedaan pendapat mengenai status jomblo dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja: Pertama, jomblo sama halnya tidak laku alias tidak ada lawan gender yang bersedia menjadi pasangannya. Kedua, jomblo adalah prinsip seseorang untuk mempermudah meraih cita-cita tanpa adanya pasangan yang mengganggu. Ketiga, jomblo karena MaHo (Manusia Homo alias menyukai sesama gender). Menurut saya, pendapat ketiga adalah janggal dan salah. Why? Karena hakikatnya status jomblo itu disamakan dengan single, apabila memiliki pasangan sesama gender berarti bukan Jomblo tapi Homo. Dari perbedaan opini tersebut akhirnya saya putuskan mengambil perbedaan pendapat yang pertama dan kedua saja sebagai topik pembahasan artikel ini, karena mindset saya mengenai pendapat yang ketiga adalah salah. Jadi langsung saja, inilah alasan-alasan kenapa ada orang statusnya Jomblo versi Ngeblogasyikk, berikut alasannya:

    1. Meraih Mimpi
    Mimpi yang dimaksud bukanlah bunga tidur melainkan harapan, keinginan, ataupun cita-cita. Semua manusia memiliki harapan, dan pada dasarnya semuanya baik. Keinginan tersebut ada karena dilandasi faktor-faktor tertentu yang pernah dirasakan atau dialami oleh masing-masing individu. Dengan tidak adanya pasangan membuat mereka bebas berekspresi tanpa adanya pihak-pihak yang melarang atau banyak tuntutan dalam meraih mimpi-mimpi yang telah disusun secara baik sebelumnya.

    2. Sakit Hati
    Ketika hati telah tersakiti terkadang dapat merubah pemikiran segelintir orang menjadi dangkal. Tak heran jika kita sering melihat tindak kriminal terekspose di media massa akibat dendam. Namun perlu diingat bahwa jika anda mau mengontrol diri dan berpikir positif, tidak semua dendam menghasilkan buah yang buruk. Karena sadar atau tidak, sakit hati telah tertransformasi menjadi semangat atau motivasi pada diri anda. Menjadi mapan adalah tujuannya. Dengan mapan anda akan memiliki banyak penggemar daripada harus jatuh bangun mengharapkan hati seseorang yang nyatanya selalu menyakiti anda. Jadi, dengan semangat tersebut membuat anda semakin melangkah maju ke depan tanpa harus menyandang gelar pacaran atau menikah.

    3. Mendengar Kata Perpisahan
    Layaknya talak suami kepada istri, secara agama status pernikahan anda telah sah bercerai. Sedangkan ketika masa pacaran, salah satu pihak mengungkapkan kata putus juga menandakan hubungan anda selesai sebagai pasangan kekasih. Talak dan putus adalah dua kata yang fungsinya sama, yaitu menginginkan untuk berpisah. Saat dua kata itu telah disebutkan, berarti anda telah mencapai masa Jomblo terima atau tidak terima. Untuk status pacaran, salah satu pihak (cowok/cewek) harus mengungkapkan rasa sayang kembali agar mereka sah berpacaran apabila pihak lain (cowok/cewek) menerimanya. Namun apabila tidak, berarti anda masih menyandang status sebagai seorang Jomblo. Untuk pernikahan, dalam ajaran Islam mewajibkan salah dua harus menikah terlebih dahulu dengan pasangan yang berbeda, lalu kemudian resmi bercerai kembali apabila ingin melakukan rujuk. Maka itu dalam status pernikahan, untuk rujuk bukanlah sesuatu yang mudah. Cobalah sebelum anda berniat berpisah, ingatlah dan lakukan kembali seperti masa-masa kemesraan anda dahulu dengan pasangan anda, agar perpisahan itu tidak pernah terjadi.

    4. Dilema
    Disaat banyak masukan dari orang lain mengenai pemilihan pasangan menjadikan anda berada pada posisi dilema. Kebingungan membuat sulit memilih seseorang yang ingin anda jadikan pasangan. Keputusan berada pada tangan anda, dan jangan pula menentukan berdasarkan nafsu. Kadang feeling pun dapat digunakan agar kedepannya nanti anda tidak menyesal. Think smart! Jomblo atau tidak, itu adalah pilihan.

    5. Susah Move On
    Pisah dengan pasangan tanpa ada keterangan yang jelas atau sepihak memang menjadi kendala bagi individu. Rasa sayang maupun cinta yang mendalam membuat kita merasa sulit melupakan mantan kekasih. Rasa benci terkadang juga nampak jelas karena keputusan yang sepihak tanpa mempedulikan perasaan pasangannya. Rasa sakit hati pun membuat anda sulit membuka celah untuk orang lain yang secara nyata telah menampakkan kasih sayangnya kepada anda. Alasan-alasan susah move on pun menjadikan anda menyandang title Jomblo, bahkan dapat juga menjadikan anda sebagai seorang Jomblo Abadi.

    7. Traumatis
    Trauma terjadi apabila seseorang atau kelompok telah menyaksikan maupun mengalami sendiri kejadian yang begitu menyeramkan diluar nalar sehingga membuat shock, takut, atau phobia. Dapat dikatakan juga bahwa trauma merupakan gangguan psikologi atau jiwa (Versi Ngeblogasyikk). Beberapa kejadian buruk penyebab trauma dan akhirnya seseorang menyandang gelar Jomblo, yaitu: Pemerkosaan, Perselingkuhan, Broken Home, dan penyebab-penyebab lainnya.

    Nah, demikian alasan-alasan orang menyandang title Jomblo. Sebenarnya semua berada pada keputusan anda pribadi. Bagaimana pun otak dan hati perlu disinkronkan agar semua harapan anda sesuai dengan kehendak masing-masing. Jangan lupa meminta saran atau masukan pada orang tua, keluarga, sahabat, teman, dan orang-orang yang ahli pada bidang percintaan, serta berdoa meminta jalan terbaik kepada TUHAN Yang Maha Esa.

    Jika anda suka dengan isi pembahasan artikel ini bantulah saya dengan SHARE! Terimakasih atas meluangkan waktu mengunjungi blog ini. Akhir kata salam Ngeblog Asyikk \^o^/

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - QuinBlog

    QuinBlog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan