Posted by : Ciel
Sabtu, 26 Desember 2015
Dampak Negatif atau Buruk Teknologi: Mainan Tradisional Kurang Digemari Dan Akan Segera Menghilang - Pada era modern ini barang elektronik semakin diburu oleh hampir seluruh umat manusia. Manfaat yang diperoleh memang sangat terasa tanpa harus melakukan survei terlebih dahulu. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa banyak orang telah memiliki jenis barang yang sama, contoh saja Handphone.
Namun dibalik canggihnya teknologi, menyimpan duka yang mendalam bagi anak-anak zaman sekarang tanpa mereka sadari. Karena teknologi anak terlihat menjadi lebih pendiam, egois, kurang menghormati, dan kurang simpati terhadap sesama. Disisi lain peran orang tua dalam memberikan pendidikan dan kasih sayang secara langsung memang harus diberlakukan dan ditekankan.
Apakah anda masih ingat dengan beberapa mainan tradisional seperti berikut ini:
a. Tulup bambu
b. Gangsing kayu
c. Enggrang
d. Layang-layang
e. Pecutan dari pelepah pisang
f. Pedang kayu
g. Kapal pelepah pisang atau styrofoam
h. Mobil kulit jeruk
i. Dan mainan tradisional lainnya.
Apakah masih mengingat bagaimana cara dan dengan siapa anda membuatnya? Silakan ingat kembali memori masa kecil anda dahulu. Betapa menyenangkan sekali bukan? Bercanda bersama teman dan akan berhenti setelah orang tua datang memarahi karena kita lupa waktu. Lol. Dan bagi anda yang dahulu tinggal dipelosok dengan penduduk jarang, membuat dan bermain permainan tradisional ini dengan saudara ataupun orang tua.
Namun lihatlah anak, adik, atau keponakan kalian saat ini. Mereka begitu pendiam dan kurang bersosial dengan temannya secara nyata. Mereka merasa lebih nyaman, santai, dan fokus menatap layar handphone / smartphone, laptop, atau PC daripada menatap mata lawan bicaranya secara langsung.
Apabila anda paham dengan gambar di bawah ini, berarti pikiran anda berjalan lancar:
Menurut opini pribadi, kedepannya mainan tradisional tersebut akan perlahan lenyap dan segera menghilang begitu saja. Mainan aman, positif, dan bermanfaat dalam kehidupan sosial akan menjadi sebuah kenangan masa lalu kita. Jika anda berprofesi sebagai Guru, ajarkanlah kembali kepada anak didik membuat mainan-mainan itu. Agar nantinya penerus bangsa ini bukanlah orang yang egois.
Silakan anda berpikir kembali tentang masalah tersebut. Mau kita apakan negeri ini, itu semua terserah anda. Mau jadi apa anak anda nantinya, itu juga urusan anda. Anakmu bukan anakku. Tapi anakmu adalah keluargaku satu Indonesia. Saya disini hanya dapat menulis dan memberi sedikit pencerahan melalui blog ini. Untuk hal kecil, sudah saya terapkan dengan keponakan.
Sekian pembahasan artikel ini.
Bantu SHARE! Jika anda suka.
Terimakasih atas kunjungannya.
Akhir kata salam Ngeblog Asyikk \^o^/
Namun dibalik canggihnya teknologi, menyimpan duka yang mendalam bagi anak-anak zaman sekarang tanpa mereka sadari. Karena teknologi anak terlihat menjadi lebih pendiam, egois, kurang menghormati, dan kurang simpati terhadap sesama. Disisi lain peran orang tua dalam memberikan pendidikan dan kasih sayang secara langsung memang harus diberlakukan dan ditekankan.
Apakah anda masih ingat dengan beberapa mainan tradisional seperti berikut ini:
a. Tulup bambu
b. Gangsing kayu
c. Enggrang
d. Layang-layang
e. Pecutan dari pelepah pisang
f. Pedang kayu
g. Kapal pelepah pisang atau styrofoam
h. Mobil kulit jeruk
i. Dan mainan tradisional lainnya.
Apakah masih mengingat bagaimana cara dan dengan siapa anda membuatnya? Silakan ingat kembali memori masa kecil anda dahulu. Betapa menyenangkan sekali bukan? Bercanda bersama teman dan akan berhenti setelah orang tua datang memarahi karena kita lupa waktu. Lol. Dan bagi anda yang dahulu tinggal dipelosok dengan penduduk jarang, membuat dan bermain permainan tradisional ini dengan saudara ataupun orang tua.
Namun lihatlah anak, adik, atau keponakan kalian saat ini. Mereka begitu pendiam dan kurang bersosial dengan temannya secara nyata. Mereka merasa lebih nyaman, santai, dan fokus menatap layar handphone / smartphone, laptop, atau PC daripada menatap mata lawan bicaranya secara langsung.
Apabila anda paham dengan gambar di bawah ini, berarti pikiran anda berjalan lancar:
Silakan anda berpikir kembali tentang masalah tersebut. Mau kita apakan negeri ini, itu semua terserah anda. Mau jadi apa anak anda nantinya, itu juga urusan anda. Anakmu bukan anakku. Tapi anakmu adalah keluargaku satu Indonesia. Saya disini hanya dapat menulis dan memberi sedikit pencerahan melalui blog ini. Untuk hal kecil, sudah saya terapkan dengan keponakan.
Sekian pembahasan artikel ini.
Bantu SHARE! Jika anda suka.
Terimakasih atas kunjungannya.
Akhir kata salam Ngeblog Asyikk \^o^/